.jpg)
Rapimnas Golkar
Di dalam pidatonya saat membuka rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Golkar, Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie mengingatkan kadernya untuk semangat merebut kembali kebesaran partai Golkar dalam Pemilu 2014. Memperoleh kekuasaan adalah satu-satunya jalan Golkar untuk berjaya.
"Saya ingin mengingatkan cuma satu, semangat untuk rebut kembali kebesaran partai Golkar dengan memenangkan seluruh kompetisi politik," ujar Ical, Minggu (17/10/2010), di DPP Golkar, Slipi, Jakarta.
Ia mengungkapkan pengembalian kejayaan Golkar ini bukan semata-mata karena hasil Pemilu tahun 2009 tidak maksimal, tapi untuk merebut kekuasaan dan mengimplementasikan ide. Pada tahun 2009, Golkar memang hanya mampu meraih 40 persen kemenangan Pilkada secara nasional, dalam Pileg hanya menduduki posisi kedua, dan dalam dalam pemilu legislatif dan dalam dua kali pilpres sebelumnya calon dari Golkar selalu kalah.
"Bukan (kekalahan) itu yang jadi dasar mengembalikan kejayaan Golkar, kita harus menang dalam pertaruhan politik, karena kemenangan dan kekuasan adalah sebuah tuntutan dan kebutuhan," ucap Ical.
Menurutnya, kalau Golkar tidak menang dan memperoleh kekuasaan dalam pemerintahan berikutnya, maka Golkar tidak akan maksimal melaksanakan ide yang ada untuk kepentingan rakyat Indonesia. "Betapapun ide dan konsep kita tapi kalau tidak punya kekusaan maka ide itu hanya wacana, cita-cita dan idealisme masih akan sulit terwujud," ungkapnya.
Ia mengasosiasikan kejayaan Golkar dengan konsep terang dan gelap. "Apabila kita menang maka kita akan berada di tempat yang terang, kalau di tempat gelap jangankan kawan bayangan pun hilang apalagi teman," ungkap Ical.
"Saya ingin mengingatkan cuma satu, semangat untuk rebut kembali kebesaran partai Golkar dengan memenangkan seluruh kompetisi politik," ujar Ical, Minggu (17/10/2010), di DPP Golkar, Slipi, Jakarta.
Ia mengungkapkan pengembalian kejayaan Golkar ini bukan semata-mata karena hasil Pemilu tahun 2009 tidak maksimal, tapi untuk merebut kekuasaan dan mengimplementasikan ide. Pada tahun 2009, Golkar memang hanya mampu meraih 40 persen kemenangan Pilkada secara nasional, dalam Pileg hanya menduduki posisi kedua, dan dalam dalam pemilu legislatif dan dalam dua kali pilpres sebelumnya calon dari Golkar selalu kalah.
"Bukan (kekalahan) itu yang jadi dasar mengembalikan kejayaan Golkar, kita harus menang dalam pertaruhan politik, karena kemenangan dan kekuasan adalah sebuah tuntutan dan kebutuhan," ucap Ical.
Menurutnya, kalau Golkar tidak menang dan memperoleh kekuasaan dalam pemerintahan berikutnya, maka Golkar tidak akan maksimal melaksanakan ide yang ada untuk kepentingan rakyat Indonesia. "Betapapun ide dan konsep kita tapi kalau tidak punya kekusaan maka ide itu hanya wacana, cita-cita dan idealisme masih akan sulit terwujud," ungkapnya.
Ia mengasosiasikan kejayaan Golkar dengan konsep terang dan gelap. "Apabila kita menang maka kita akan berada di tempat yang terang, kalau di tempat gelap jangankan kawan bayangan pun hilang apalagi teman," ungkap Ical.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar