Distrik Wasior,Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.
Luluh lantah akibat terjangan banjir bandang yang meluluhlantahkan wilayah tersebut.
korban yang berjatuhan pun menurut berita yang dilansir situs berita www.okezone.com,
Hingga pagi tadi hari jumat, 28 0ktober 2010 pukul 06.15 WITA, PMI telah menemukan 95 korban tewas yang sempat dinyatakan hilang.
Sementara korban hilang, kata La Abidin, hingga kini dinyatakan 117 orang. Selain itu, tim medis telah menangani 1.061 orang yang menderita luka-luka. Pasien yang dirujuk ke Nabire tercatat 87 orang dengan menggunakan helikopter dan pasien meninggal di rumah sakit tiga orang.
Sementara itu respon pemerintah terhadap bencana ini sangat lemah, bahkan menteri luar negeri amerika serikat pun memberikan pernyataan prihatinnya kepada bencan yang melanda di papua berat. Sedangkan bapak presiden kita masih saja sibuk memeberikan pernyataan tentang pencekalan beliau di Negara Belanda. Bahkan pemerintah mengetahui bencana ini 2 hari setelah bencana ini terjadi.
Ada beberapa pendapat yang mengatakan asal mulanya bencana ini terjadi menurut Institut Hijau Indonesia (IHI)bencana ini terjadi akibat eksploitasi hutan berlebihan yang dilakukan oleh pemilik ijin pengelolaan hutan.
Dalam kutipan situs berita okezone.
Ketua IHI Chalid Muhammad saat jumpa pers di kantor IHI, Jalan Komplek Bumi Asri Liga Mas, Perdatam, Jakarta Selatan, Jumat (8/10/2010) mengatakan, bencana Wasior masuk dalam kategori bencana ekologis.
“Faktor penyebab deforestasi ada kegiatan pertambangan mineral, batubara, minyak dan gas yang berlangsung beberapa tahun terakhir. Ini membuat pergerakan tanah di Papua semakin cepat,” katanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, Wasior merupakan Ibu Kota Teluk Wondama yang dibangun di dataran rendah. Sebagian wilayahnya rawa dan kebun sagu yang telah dialihfungsikan.
“Di bagian hulu Wasior terdapat eksploitasi hutan baik oleh Pemegang Penguasaan Hutan (HPH) maupun kegiatan ilegal loging,” terangnya.
IHI mencatat, pemerintah pusat memberikan izin pengolahan lahan bagi 20 perusahaan HPH sebesar 3.568.080 hektare di Papua Barat.
16 Perusahaan tambang mineral dan batubara mengantongi izin untuk eksplorasi dan eksploitasi seluas 2.701.283 hektare, sedangkan 13 pertambangan migas mendapat izin konsesi 7.164.417 hektare, perusahaan perkebunan mendapat konsesi seluas 219.021 hektare.
Sementara itu pengkampanye air dan pangan Walhi M Islah mengatakan, konflik sosial dan bencana alam di Wasior akibat dari kebijakan terhadap hutan sekira 10 tahun lalu. Yang menjadi korban, masyarakat yang tinggal di Papua.
“Di Papua ada konservasi hutan tapi percuma jika wilayah lainnya terjadi eksploitasi,” pungkasnya.
Itulah gambaran kecil mengenai kondisi bencana yang terjadi d Wasior, Papua Barat.
Kesalahan manusia yang selalu nampak mendominasi terjadinya hal ini, mungkin tidak usah ada bantahan lagi karena memang inilah yang terjadi.
mungkin inilah sedikit suara yang diungkapakan alam kepada kita para manusia "YANG DIANGGAP MAKHLUK SEMPURNA DARI MAKHLUK YANG LAIN."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar