Perkembangan Terbaru Banjir Bandang Di Wasior Papua
Wasior: Cuaca cerah, hanya ada sedikit awan yang berkumpul di arah timur, ketika Kapal TNI AL KRI Sultan Hasanuddin yang digunakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono serta rombongan bersandar di Dermaga Kuri Pasai, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Kamis (14/10) pukul 06.30 WIT. Dengan kapal inilah Presiden bisa mencapai lokasi bencana banjir bandang di Kecamatan Wasior.Setelah istirahat sejenak, SBY dan Ibu Ani serta sejumlah menteri menuju posko penanggulangan bencana menggunakan mobil. Sepanjang jalan menuju posko pertama ini terlihat puing-puing yang tadinya adalah bangunan-bangunan di Kota Wasior. Sebagian bangunan yang masih berdiri telah ditinggalkan karena setengahnya terendam lumpur.
Namun hasil kerja tim penanggulangan bencana sudah terlihat. Puing-puing berupa kayu-kayu dan batu besar sudah disingkirkan. Jalan yang bisa dilalui kendaraan bermotor telah dibentuk, sehingga memudahkan akses. Posko-posko evakuasi dan kesehatan juga telah berdiri sejak hari-hari pertama bencana.
Terdapat 3 distrik atau kecamatan yang terkena dampak banjir yang menewaskan 105 orang ini, yaitu Distrik Kota Wasior, Distrik Wondiboi, dan Distrik Raisei. Dari ketiganya, Wasior yang terkena dampak terparah, khususnya di daerah Desa Sanduai dan Kampung Rado.
Gelondongan kayu yang lebih besar dari pelukan orang dewasa berserakan di sekitar daerah ini. Bongkahan-bongkahan batu yang tak dapat diangkat oleh 10 orang dewasa memenuhi sebuah lapangan yang tadinya adalah pemukiman. Lumpur sungai yang terbawa arus banjir menutupi sebagian besar kawasan kedua desa di Wasior itu sehingga sulit dilewati. Jika hujan turun, kondisi jalan becek dan berdebu ketika kering.
Presiden SBY dan Ibu Ani serta rombongan berjalan kaki melalui medan ini untuk mengetahui dengan jelas dan pasti kondisi lokasi pasca bencana. Tujuannya adalah memeriksa keempat aliran sungai yang membawa banjir bandang ini.
Sesekali SBY menyapa para penduduk yang ada di jalur yang dilewatinya. "Halo, apa kabar? Sudah mulai sekolah belum?' tanya Presiden kepada sekumpulan bocah berumur 7-8 tahunan. "Belum," mereka menjawab serentak.
Sewaktu-sewaktu Presiden akan berhenti sejenak, melihat sekeliling. "Tadinya batu-batu ini tidak ada Pak, di sini semula rumah-rumah penduduk," ujar Bupati Wandaimo. Presiden pun mengangguk sambil memandang jauh.
Menjelang akhir tinjauannya, Presiden memanggil para wartawan untuk berkumpul. "Tadi kita lihat, yang betul-betul berada garis sungai itu memang tidak selamat, tetapi yang menyamping 100, 200, 300 meter relatif selamat. Ini yang kita pikirkan betul," ujar SBY. "Tadi saya sampaikan kepada bupati, jangan dipaksakan membangun kembali di lokasi persis garis sungai karena kalau 3 tahun lagi hujan deras, saudara-saudara kita tidak aman," Presiden menambahkan.
Menurut Kepala Negara, pemerintah akan menambh 2 batalyon pasukan dari Korps Zeni AD dan pasukan serupa dari Marinir, untuk membantu proses rehabilitasi dan rekonstruksi. Pemerintah juga akan menambah alat berat dan meminta agar semua pihak turut membantu.
Usai peninjauan, Presiden SBY dan Ibu Ani serta para menteri kembali ke KRI Hasanuddin pada pukul 10.30 WIT. Tujuan selanjutnya adalah kembali ke Manokwari, ibukota Papua Barat. (arc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar