INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.
Serbi
Bank Indonesia memperkirakan cadangan devisa pada akhir tahun ini bisa mencapai 81 miliar dollar AS sejalan dengan terus membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kami perkirakan cadangan devisa pada akhir tahun sedikit di atas 80 miliar dollar AS, paling tidak 81 miliar dolar AS akan bisa dicapai tergantung ekonomi global," kata Pejabat Gubernur BI Darmin Nasution di Jakarta, Rabu (16/6/2010).
Sementara Deputi Gubernur BI Budi Mulya menambahkan bahwa hasil perhitungan (exercise) BI pada bulan lalu memperkirakan cadangan devisa bisa mencapai lebih dari 81,3 miliar dollar AS atau lebih dari 6,4 bulan impor dan pembayaran utang jangka pendek pemerintah.
Darmin menjelaskan, sampai Mei lalu cadangan devisa Indonesia mencapai 74 miliar dollar AS dan diperkirakan dengan fundamental ekonomi Indonesia yang baik dibanding negara-negara maju lainnya maka cadangan devisa Indonesia akan terus meningkat.
"Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan tingkat bunga yang lebih bagus dibanding negara-negara maju, capital inflow akan terus berlangsung," katanya.
Namun, menurut dia, sentimen positif itu selalu saja diganjal kejadian yang menimbulkan sentimen negatif di pasar seperti kejadian resesi ekonomi di Dubai dan berlanjut dengan krisis ekonomi di Yunani.
"Kami perkirakan cadangan devisa pada akhir tahun sedikit di atas 80 miliar dollar AS, paling tidak 81 miliar dolar AS akan bisa dicapai tergantung ekonomi global," kata Pejabat Gubernur BI Darmin Nasution di Jakarta, Rabu (16/6/2010).
Sementara Deputi Gubernur BI Budi Mulya menambahkan bahwa hasil perhitungan (exercise) BI pada bulan lalu memperkirakan cadangan devisa bisa mencapai lebih dari 81,3 miliar dollar AS atau lebih dari 6,4 bulan impor dan pembayaran utang jangka pendek pemerintah.
Darmin menjelaskan, sampai Mei lalu cadangan devisa Indonesia mencapai 74 miliar dollar AS dan diperkirakan dengan fundamental ekonomi Indonesia yang baik dibanding negara-negara maju lainnya maka cadangan devisa Indonesia akan terus meningkat.
"Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan tingkat bunga yang lebih bagus dibanding negara-negara maju, capital inflow akan terus berlangsung," katanya.
Namun, menurut dia, sentimen positif itu selalu saja diganjal kejadian yang menimbulkan sentimen negatif di pasar seperti kejadian resesi ekonomi di Dubai dan berlanjut dengan krisis ekonomi di Yunani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar