Locations of visitors to this page HBA: KETERANGAN PERS PRESIDEN TENTANG BENCANA WAISOR

HASAN BASRI AGUS DAN FACHRORI

HASAN BASRI AGUS DAN FACHRORI
JAMBI TEMPO DOELOE

Rabu, 13 Oktober 2010

KETERANGAN PERS PRESIDEN TENTANG BENCANA WAISOR

HBA


TRANSKRIPSI
KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MENGENAI
BENCANA BANJIR BANDANG DI KECAMATAN WASIOR,
KABUPATEN TELUK WONDAMA, PROVINSI PAPUA BARAT
KANTOR PRESIDEN, 8 OKTOBER 2010


Selamat sore.
Saudara-saudara,
Saya baru saja menerima laporan dari Kepala BNPB, Saudara Syamsul Maarif, yang baru saja kembali dari Papua Barat untuk membantu Provinsi Papua Barat di dalam melaksanakan kegiatan tanggap darurat di daerah bencana di kabupaten pemekaran, Kabupaten Teluk Wondama, utamanya Kecamatan Wasior.

Sebagaimana saudara ketahui Pak Syamsul pada tanggal 6 telah berangkat ke daerah bencana dan sempat saya berkomunikasi waktu transit di Manado. Yang saya titipkan waktu itu, utamakan untuk menyelematkan saudara-saudara kita yang masih bisa diselamatkan. Karena seperti juga tsunami, banjir bandang seperti ini banyak saudara-saudara kita yang meninggal seketika. Beda dengan gempa bumi biasanya banyak yang luka-luka. Itu yang diutamakan, sambil setelah itu mencegah korban baru dan kemudian memakamkan yang meninggal dalam musibah itu.

Kemudian saya juga harapkan untuk dilakukan penyelamatan sekaligus pelayanan bagi mereka yang ada di daerah pengungsian maupun di rumah sakit-rumah sakit. Pada hari yang sama, Gubernur Papua Barat juga kita mintakan untuk memimpin dan mengkoordinasikan.

Saudara-saudara,
Apa yang dilaporkan Kepala BNPB baru saja, banjir bandang ini memang datang seketika, medannya curam, lerengnya 60o sekitar itu kemudian ya melalap, karena titip sekali antara laut dengan daratan dan konon ini pernah terjadi pada tahun 1955. Menurut laporan Pak Syamsul Maarif, sementara tidak ada kaitannya dengan pembalakan liar ataupun illegal logging yang disebut-sebut oleh beberapa kalangan.

Namun demikian, minggu depan saya akan melihat langsung apakah ada kaitannya dengan yang disebut kerusakan lingkungan, kalau memang itu ada. Sehingga dengan demikian, setelah saya lihat sendiri dan dibantu oleh para pakar untuk melakukan analisis dari penyebab bencana itu, baru bisa kita katakan, apakah ini curah hujan yang memang luar biasa, sungai-sungai kering itu mengalirkan air dan lumpur sehingga menimbulkan banjir bandang itu atau memang ada kaitannya dengan situasi hutan di sekitar situ yang katanya ada pembalakan liarnya.

Yang kedua, yang dilaporkan juga saudara-saudara kita yang mengalami luka-luka dirawat, baik di Manokwari maupun di Nabire. Saya akan lihat juga nanti seperti apa kondisinya. Tetapi yang jelas, saya sudah memutuskan besok berangkat dulu, setelah kami mendengar laporan dari Kepala BNPB, Menko Kesra, Menteri Sosial dan pejabat terkait dan kemudian kita akan kirimkan logistik yang lebih lengkap untuk tanggap darurat awal, membangun fasilitas yang diperlukan oleh saudara-saudara kita, sambil memikirkan bagaimana masa depan kecamatan itu, kalau memang secara geografis tidak aman lagi.

Kita belum bisa mengambil keputusan sekarang, harus saya dengar rekomendasi dari gubernur maupun dari para pakar yang mengetahui geologi, geografi maupun sejauh mana keamanan tempat hunian itu di masa depan dengan menyadari, katakanlah perubahan iklim ataupun musibah yang baru saja terjadi.

TNI telah saya mintakan untuk mengerahkan kapal-kapal milik Angkatan Laut untuk membawa logistik karena ternyata tidak mudah mendapatkan logistik dari Papua Barat sendiri, sehingga akan dikerahkan 5 KRI, termasuk yang berangkat dari Surabaya maupun tempat-tempat yang lain untuk memastikan bahwa logistik yang diperlukan, makanan siap saji, air bersih, obat-obatan, semua tercukupi, termasuk material atau fasilitas yang memang tidak mudah didapatkan di sana yang harus segera kita kedepankan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi tahap pertama.

Saudara-saudara,
Itulah yang dapat saya sampaikan pada posisi sekarang ini. Tadi pagi saya masih menerima yang meninggal 95 orang, kemudian Pak Syamsul baru saja melaporkan jumlah itu sekarang menjadi 101 saudara-saudara kita. Oleh karena itu, ya meskipun ini dari segi korban di bawah Aceh, Sumatera Barat ataupun Yogya, tetapi tetap musibah yang kita sendiri mesti mengucapkan bela sungkawa sekali lagi kepada keluarga korban dan harus menjadi perhatian yang sangat serius, baik pemerintah daerah maupun kita semua.

Yang jelas sistem yang telah bekerja ini akan kita pastikan agar kegiatan tanggap darurat terus berjalan dengan baik dan kemudian setelah saya datang ke sana langsung nanti, melihat daerah itu, akan saya putuskan bagaimana rencana ke depan, seraya sekali lagi, mendengarkan rekomendasi dari Gubernur Papua Barat.

Demikian saudara-saudara. Pertanyaan yang lain, saya persilakan disampaikan kepada Kepala BNPB yang memimpin langsung tahap pertama dari tanggap darurat kemarin. Dan setelah ini, besok, mereka akan merumuskan lagi bersama-sama TNI dan pihak terkait apa yang perlu kita lakukan besok dan seterusnya sampai saya nanti meninjau langsung ke depan untuk mengambil keputusan di lapangan.

Terima kasih, saudara-saudara.
Selamat malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar