Locations of visitors to this page HBA: Wayang Kulit Laris Manis

HASAN BASRI AGUS DAN FACHRORI

HASAN BASRI AGUS DAN FACHRORI
JAMBI TEMPO DOELOE

Minggu, 07 November 2010

Wayang Kulit Laris Manis

HBA
Wayang Kulit Laris Manis
Solo 
Penjulaan produk kerajinan wayang kulit produksi Sanggar Gogon, Solo, Jawa Tengah, sepanjang 2010 naik tajam dibandingkan 2009 menyusul makin banyaknya warga yang meminati barang ini.

Koordinator Pemasaran Perusahaan Sanggar Wayang Gogon, Ari Susanto, di Solo, Jumat, menyebutkan, pada 2009 sanggar ini menjual lima kotak berisi ratusan lembar wayang kulit, namun sepanjang Januari hingga Oktober 2010 sudah terjual tujuh kotak.

Satu kotak pemesanan terdiri atas 160 hingga 200 wayang kulit dengan berbagai jenis dan nama wayang sesuai pemesanan.

Meningkatnya produksi wayang kulit tersebut, kata dia, karena masyarakat ingin melestarikan budayanya dan meningkatnya warga asing yang ingin mengenal wayang.

"Kebanyakan pemesan yang datang adalah dalang profesional dan calon seniman dalang yang tengah menjalani perkuliahan di Jurusan Pedalangan, yang sebagian dari mereka merupakan warga asing," katanya.

Dia mengatakan, harga tiap kotak bisa seharga Rp60 juta hingga Rp70 juta. "Tiap satu wayang kulit memiliki harga Rp150 ribu hingga Rp2 juta, tergantung jenis ukuran dan kualitas pewarnaan," katanya.

Wayang kulit yang terbuat dari kulit kerbau asli memiliki empat jenis, yaitu "putren" (wayang dengan ukuran kecil), "bambangan" (wayang berukuran sedang) "katongan" (wayang berukuran besar), dan "butho" (wayang berukuran raksasa/paling besar).

Wayang kulit yang proses pembuatannya memakan waktu tiga hingga empat hari untuk satu lembarnya itu memiliki ratusan nama dan karakter.

"Nama wayang yang dibuat tergantung pemesanan, seperti Samba, Cakil, Gatot Kaca, Janaka, Suwatama, dan lain-lain," katanya.

Dia juga mengatakan, dalam satu nama wayang bisa memiliki tiga karakter. Seperti Janaka yang juga memiliki karakter sebagai Permadi dan Punta Dewa.

Pembuatan wayang kulit kerbau diawali dengan membuat kerangka yang ditandai goresan jarum di atas kulit, dilanjutkan mematukkam kulit hingga membentuk lubang yang telah ditentukan atau dikenal dengan proses "tatah", dan pewarnaan.

"Sebelum melakukan pewarnaan, kulit dicat terlebih dahulu dengan memakai cat tembok Paragon berwarna putih baru dilanjutkan dengan pewarnaan yang diinginkan," katanya.

Dia mengatakan, warna dasar yang digunakan untuk mewarnai wayang yakni warna merah, kuning, biru, dan hitam. "Setelah warna dasar, baru dilakukan pewarnaan hingga detil yang diinginkan," katanya.

Proses pewarnaan wayang, lanjut dia, mengalami kesulitan yang sama dengan membatik di atas kain.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar